Monday, August 24, 2015

SDN Workshop & SDN Hackathon Indonesia 2015


Alhamdulillah, rangkaian acara #ProjectGaruda2015 yang berupa SDN Workshop dan SDN Hackathon sudah selesai dilaksanakan tanggal 18-20 Agustus yang lalu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-70.

SDN Workshop adalah kegiatan workshop teknis selama 8 jam di teknologi Software Defined Networking (SDN) dan Network Function Virtualization (NFV) dengan peserta maksimum 100 professional networking yang ingin mempelajari teknologi ini dari konsep arsitektur, use cases di dunia nyata, sampai ke skill teknis yang harus di develop untuk menjadi Network Programmability Engineer dan Network DevOps. SDN Hackathon adalah kegiatan untuk group mahasiswa selama 30 jam berturut-turut untuk men develop solusi SDN mulai dari men setup physical network infrastructure, virtual infrastructure, sampai ke otomasi dan Web User Interface.


Tujuan kita mengadakan SDN Workshop dan Hackathon adalah untuk memperkenalkan teknologi Software Defined Networking ke komunitas network engineer di Indonesia, mahasiswa dan masyarakat yang lebih luas, sambil mengingatkan untuk selalu meng update skill sehingga bisa terus relevan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Kita juga ingin menantang anak-anak muda Indonesia untuk mau ber inovasi dan berkontribusi ke perkembangan teknologi SDN, sampai bisa membuat produk solusi sendiri yang kemudian akan bersaing di pasar SDN global.

SDN Workshop tanggal 18 Agustus berlokasi di Jakarta Design Center dengan tema "Bring SDN to Reality" dibuka oleh Tedhi Achdiana sebagai Managing Director Jawdat Teknologi Indonesia yang menjadi penyelenggara acara. Kemudian saya membawakan keynote untuk menjelaskan apa itu SDN, mengapa teknologi ini bisa muncul, dan penjelasan standar industri maupun arsitektur solusi SDN yang bisa dijadikan acuan, sampai ke demo solusi SDN dari vendor besar Cisco yang disebut Virtualized Managed Services (VMS).


Berdasarkan pengalaman saya pribadi bekerja di teknologi SDN, NFV, network virtualization dan automation beberapa tahun terakhir, untuk bisa membuat solusi SDN menjadi kenyataan harus memenuhi syarat berikut:

1. Solusi itu memecahkan masalah bisnis yang nyata
Masalah bisnis yang nyata adalah: menurunkan Opex, membuat bisnis menjadi agile, dan menaikkan Sales atau Revenue

2. Di orkestrasi untuk bisa memberikan outcome ke bisnis
Contohnya adalah dengan meng orkestrasi teknologi SDN dan NFV kita bisa menurunkan waktu untuk provisioning network device dari hitungan minggu menjadi jam bahkan menit

3. Mengikuti standar dan mengacu ke Open Architecture
Walau solusi SDN belum ada standar, untuk solusi NFV bisa mengacu ke architecture reference dari ETSI

4. Modular, bisa dikembangkan, dan antar komponen tidak terkunci
Ini memungkinkan suatu solusi dikembangkan dari komponen buatan vendor yang berbeda-beda, dan bisa ditambahkan modul baru ketika dibutuhkan


5. Komunikasi antar komponen menggunakan Open API
OpenAPI seperti REST, SOAP, dengan format data XML atau JSON untuk Northbound, dan OpenFlow, Netconf,  SNMP sampai ke Telnet/SSH untuk Southbound

6. Pengembangan dan support yang berkelanjutan
Banyak vendor networking yang memanfaatkan FOSS - Free and Open-Source Software seperti OpenStack, OpenDaylight dan lain-lain ke dalam solusi SDN mereka

Sesi kemudian dilanjutkan dengan contoh komponen dari suatu solusi SDN. Dimulai dari Mohammad Riftadi, Jawdat Solutions Architect untuk Cloud dan Network Virtualization, yang menjelaskan tentang OpenStack dan mendemonstrasikan bagaimana mengatur virtual infrastructure yang terdiri dari virtual server, virtual switch dan virtual network. OpenStack memang merupakan komponen penting dari suatu solusi SDN dan berfungsi sebagai Virtual Infrastructure Manager.


Kemudian Ericson Ferdinand, Jawdat Solutions Architect untuk NGN dan Network Programmability, membawakan materi tentang Linux dan mengapa penting bagi seorang Network Engineer untuk menguasai skill minimum dari Operating System ini. Eric mendemonstrasikan bagaimana Linux virtual networking bekerja, karena open source hypervisor KVM memang banyak digunakan di solusi SDN.


Riftadi kembali untuk membawakan sesi Python untuk menjelaskan mengapa setiap Network Engineer harus setidaknya mengerti konsep programming, dengan memberikan contoh beberapa use case yang bisa digunakan dalam belajar. Riftadi juga mem demo kan Jawdat Automation Platform "Hyperion" yang di develop oleh Jawdat Engineering team menggunakan Python.


Sponsor Platinum acara ini selain Cisco adalah HP, yang juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan Software Defined Everything dengan contoh solusi Network Protector yang memiliki marketplace buat para developer untuk men develop aplikasi di atas platform HP.


Pada saat break makan siang, banyak peserta workshop yang memanfaatkan kesempatan untuk melihat dan mencoba berbagai solusi SDN yang dipamerkan baik oleh HP maupun Jawdat Indonesia.


Sponsor Gold Big Java membuka kembali workshop dengan menjelaskan produk Deep Packet Inspection dan Big Data Analytic buatan anak bangsa, yang sudah berani bersaing dengan produk-produk luar negri dari berbagai vendor besar yang sudah punya nama. Produk-produk Big Java sudah digunakan oleh berbagai instansi pemerintah dengan fokus ke arah Big Data Cyber Investigation.


Eric kemudian menjelaskan tentang berbagai DevOps tool yang berhubungan dengan solusi SDN, dan mengapa penting buat Network Engineer untuk mengetahui ini. Demo menggunakan Ansible menunjukkan bahwa solusi one-click service provisioning sudah sangat memungkinkan, dengan menggabungkan teknologi SDN, NFV, Orchestrator dan DevOps.


Kemudian dari team Jawdat menjelaskan tentang skenario Hackathon yang akan dibangun oleh group mahasiswa selama 30 jam. Ada tiga Case yang akan dikerjakan: Base Case, Advanced Case dan Creativity Case. Base Case adalah case minimum yang harus diselesaikan group mahasiswa, untuk membuat solusi yang bisa melakukan one-click deployment dan otomasi dari service provisioning dengan menggunakan Web Portal untuk men inisiasi Web Server VM, mengubah konfigurasi network dari sisi Routing, QoS dan ACL, sampai ke end-to-end connectivity testing.


Workshop ditutup dengan sesi tentang Skill Transformation dari seorang Network Engineer untuk bisa bekerja di bidang SDN, NFV, Programmability dan Network DevOps. Kita menyarankan agar Network Engineer memiliki kemampuan lain di luar Core Networking Skills, seperti Linux OS, OpenStack, Virtualization, Orchestrator, Python sampai ke Data Modeling.


Workshop 8-jam akhirnya selesai. Setiap selesai sesi ada quiz untuk memenangkan hadiah berupa buku, kaos dan beberapa Raspberry Pi. Sebagai grand prize di akhir acara, diadakan undian untuk pemenang hadiah utama Apple iPad.


Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kita sampaikan buat semua peserta, sponsor, pembicara dan panitia dari team Jawdat yang sudah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir untuk memastikan acara ini bisa berlangsung dengan mulus.


Acara SDN Workshop ditutup, untuk kemudian dilanjutkan dengan SDN Hackathon selama 30 jam berturut-turut di mulai dari 19 Agustus pagi sampai 20 Agustus siang, berlokasi di Fave Hotel. Sebagai informasi, acara SDN Hackathon tidak dipungut biaya sama sekali. Dan mahasiswa yang berasa dari luar daerah diberikan tempat tinggal sementara selama di Jakarta. Semua makanan, minuman bahkan transportasi selama 3 hari disediakan oleh panitia.


SDN Hackathon dimulai sekitar pukul 8 pagi. Setiap group mendapat akses ke server sendiri yang sudah menjalankan OpenStack dan virtual network topology menggunakan Cisco VIRL. Selain group mahasiswa juga ada group professional yang disebut Hackathon Pro. Walau mereka tidak ikut berkompetisi, para professional ini tetap mendapat server sendiri yang bisa digunakan untuk membangun solusi minimal sampai Base Case. Berbeda dengan group mahasiswa, group Hackathon Pro mendapat step-by-step task yang harus dilakukan untuk bisa meng otomasi service provisioning.


Base Case merupakan tugas minimum yang harus bisa diselesaikan oleh peserta untuk bisa mendapatkan hadiah berupa uang tunai 1 juta Rupiah untuk setiap group. Advanced Case, yang mengharuskan peserta untuk menambahkan fitur service monitoring, DevOps, network control seperti OpenDaylight, custom OpenStack ML2 Mech Driver, sampai ke orchestrator engine, akan memberikan poin yang bisa menentukan pemenang kompetisi. Creativity Case benar-benar tugas inovasi yang bisa memberikan poin tambahan, dan tidak ada batasan fitur apa yang bisa ditambah ke solusi SDN.


Walau sudah lewat tengah malam, para peserta masih berjuang untuk bisa memenangkan kompetisi. SDN Hackathon ini merupakan yang pertama kali diadakan di Indonesia. Total hadiah yang diperebutkan adalah uang tunai senilai 20 juta Rupiah.


Para peserta tidak lupa untuk tetap menjalankan ibadah selama hackathon berlangsung. Moto yang tadinya berupa Eat, Sleep, Hack, ditambah dengan Pray. Karena kita semua menyadari kelancaran acara dan semua skill yang dimiliki terjadi karena restu dari Yang Maha Kuasa.


Akhirnya waktu 30 jam selesai, dan setiap group mulai presentasi untuk men demo kan hasil solusi SDN yang sudah dikerjakan. Selain yang pertama di Indonesia, SDN Hackathon dengan menggunakan use case berupa end-to-end solusi SDN ini juga merupakan yang pertama di dunia. SDN Hackathon biasanya hanya berfokus di salah satu komponen misalnya mengembangkan driver dari OpenStack atau membuat aplikasi di atas OpenDaylight.


Group 1 memulai presentasi dengan menunjukkan demo hasil sambil menceritakan tantangan yang dihadapi selama Hackathon. Group ini mampu menghasilkan "Holy Button" satu tombol di web portal yang bisa melakukan provisioning Web Server dan konfigurasi network secara otomatis. Mereka menambahkan fitur Service Lifecycle monitoring dengan custom python script dan DevOps dengan menggunakan tool Ansible untuk memastikan Web Server VM sudah di inisiasi oleh OpenStack sebelum Ansible melakukan proses instalasi Apache dan PHP!


Group 2 membuat Web portal yang bisa digunakan untuk melakukan service provisioning secara otomatis. Hampir semua group di SDN Hackathon ini menggunakan Nova Client API untuk meng otomasi inisiasi VM di OpenStack.


Group 3 membuat portal dengan tombol terpisah antara inisiasi VM di OpenStack dan konfigurasi network. Mereka menambahkan fitur service monitoring untuk memastikan baik service di VM maupun host yang menjalankan OpenStack berada dalam keadaan baik.


Group 4 menggunakan pendekatan yang berbeda. Single sign-on di web portal dengan mengintegrasikan dengan komponen keystone di OpenStack. Group ini juga satu-satunya yang menggunakan REST API untuk mengirimkan perintah dari Web Portal ke OpenStack.


Walau kurang tidur, berada dalam tekanan waktu, Group 5 tidak kehilangan rasa humor dan masih sempat membuat slide untuk menjelaskan apa yang terjadi selama proses Hackathon 30 jam berlangsung :-) Group ini membuat self-service portal buat user untuk bisa meminta resource ke OpenStack dan melakukan proses provisioning di network secara otomatis.


Sambil menunggu para juri memberikan penilaian akhir dan memutuskan pemenang, group mahasiswa diwawancarai untuk menceritakan kesan-kesan selama SDN Hackathon berlangsung. Selama Hackathon selalu ada group mentor yang mendampingi dari team Jawdat maupun para CCIE dari CCIE Club Indonesia yang bisa membantu melakukan troubleshooting khususnya untuk masalah connectivity antara komponen-komponen virtual di solusi.


Akhirnya pemenang SDN Hackathon Indonesia pertama diumumkan! Group 1 menjadi pemenang karena berhasil menyelesaikan Base Case, ditambah beberapa Advanced Case seperti fitur service lifecycle monitoring dan menggunakan DevOps tool untuk meng otomasi proses instalasi Apache Web Server.


Pemenang kedua dari Group 3 dan ketiga dari Group 5 sudah berhasil menunjukan kemampuan menyelesaikan Base Case, ditambah fitur tambahan seperti Service Monitoring. Group 5 bahkan dengan cerdas mampu menyelesaikan Base Case dengan penggunaan script yang sederhana, bahkan bisa membuat self-service portal sehingga end user bisa meng inisiasi service secara otomatis tanpa bantuan admin.


Alhamdulillah, walau banyak kekurangan akhirnya SDN Hackathon bisa selesai. Melihat kemampuan dan semangat yang ditunjukkan oleh semua peserta mahasiswa, kita merasa bahwa semua group adalah pemenang. Dan kemampuan generasi muda kita menunjukkan masa depan teknologi SDN di Indonesia yang cerah.


Hasil nyata yang ditunjukkan group mahasiswa Indonesia selama 30 jam ini juga membuktikan kalau bangsa kita tidak kalah untuk bisa bersaing di pasar SDN global. We can, and we will, compete in global SDN Market!


SDN and NFV are ready, are you?

Tuesday, August 4, 2015

SDN Hackathon - High Level Topology


SDN Workshop dan Hackathon akan dilaksanakan dua minggu lagi 18-20 Agustus 2015. Panitia sedang menyiapkan setup yang akan digunakan selama 2 hari hackathon. Topologi high level bisa dilihat di gambar di atas.

Secara fisik network berisi wireless router, L2 switch, dan physical compute yaitu Intel NUC yang terhubung ke switch. Peserta Hackathon akan mengakses network secara wireless, dan setiap team akan mendapat satu Intel NUC.

Virtualisasi dijalankan di atas Intel NUC untuk men setup environment buat virtual network, OpenStack, web server, python dan DevOps tool seperti Ansible. Untuk membantu peserta, basic connectivity antara virtual device akan di setup oleh panitia. Demikian juga instalasi OpenStack, web, python, Ansible akan dilakukan sebelum hackathon. Internet atau local repository akan tersedia selama hackathon jika peserta ingin men download aplikasi atau tool tambahan.

Dalam waktu dekat setiap hackathon team akan mendapat email berisi nama-nama teman satu team, sehingga mulai bisa saling berkomunikasi.

14 hari menuju SDN Workshop + Hackathon 2015.
SDN and NFV are ready, are you?