Monday, March 5, 2007

Antara Advanced Services dan Business Units


Melanjuti tulisan gue terdahulu tentang ujung pelangi… well, sebenarnya tentang kebingungan yg sedang gue alami antara tetap bekerja di Advanced Services atau mulai mencoba melihat peluang untuk pindah ke Business Unit, akhirnya gue membuat tulisan ini. Tujuannya cuman satu: suatu ketika nanti gue mungkin kembali membaca tulisan ini yg mungkin merupakan saat dimana gue harus mengambil keputusan.


Jadi di Cisco itu kan secara garis besar organisasinya terbagi dua: bagian yg mengerjakan produk, dan bagian yg mengerjakan service. Business Unit yg mengerjakan produk, dan nantinya terbagi lagi spesifik ke produk seperti router tipe 76xx, 65xx dll. Kalo AS itu yg mengerjakan / men deliver services (AS sendiri sebenarnya bagian dari Customer Advocacy, yg punya service offering jauh lebih banyak di luar AS).


Secara brief, service yg ditawarkan team AS gue itu terbagi 2:


- Transactional atau project based
Kalo yg ini yg pada kerja di Cisco partner udah tau lah. Jadi kita bikin High Level Design (HLD), Low Level Design (LLD), implementation plan, testing plan, POC sampai project management. Bedanya dgn yg dikerjakan partner: level dari detail yg di deliver. Semua LLD atau dokumen yg lain itu dibikin detil bgt, sampe mirip kayak buku Ciscopress. Dan tentunya semua design kita udah di support oleh hardware dan IOS yg sesuai


- Subscription based
Jadi customer sign contract sama kita buat jaringannya di optimisasi, salah satu offer dari kita itu disebut Network Optimization Services (NOS). Nah ini penting buat customer jika ingin mencapai “five 9s” SLA alias 99,999% uptime di jaringannya. Biasanya yg beli tentu customer2 besar yg butuh tingkat SLA yg tinggi, meskipun mungkin tidak sampai five 9s.
Beberapa deliverables dari NOS adalah Best Practice audit, jadi jaringan customer di audit dan di compare dgn BP database kita; Software Strategy, bagaimana memilih IOS melalui proses panjang bug scrub (IOS pasti ada bug, tapi kita harus cari IOS yg bugnya paling sedikit mengenai topologi dan konfigurasi dari customer); Software security advisory; EOL and EOS notification; Design review; Ongoing consultation; Knowledge transfer dll yg akan membantu customer dalam meng optimize dan me-review arsitektur dari jaringan yg ada sekarang.
Jadi ini berbeda dgn maintenance service yg biasa ditawarkan partner, karena partner lebih fokus ke daily operation support, hardware replacement dll


Nah kerja di AS itu tantangan paling besarnya adalah: people. Customer. Ketemu customer. Grab requirements. Diskusi dan Workshop. Presentasi. POC. Argumentasi. Bikin detil design kemudian dijelaskan ke customer dll yg intinya selalu bertemu dgn another human being with high level of expectation. And not just another human being, tapi bagian paling penting dari bisnis, yaitu customer. Tantangan lainnya adalah traveling yg gila-gilaan. Musti siap kerja dari airport, di taxi maupun hotel atau starbucks (banyak juga sih yg kerjanya model gini, spt Sales atau System Engineer yg merupakan pre-sales dari product/solution)


Sedangkan kerja di Business Unit, gue butuh masukan dari teman2 yg udah duluan join spt Carlos, Rival dan Bambang, sepertinya sih yah jadi lab rat. Lebih banyak menghadapi mesin. Kalo ada bagian yg ketemu human being itu hanya terbatas dgn sesama team atau internal team lain di Cisco.
No interaction dgn customer (lihat exception di bawah entar).
Paling asik ya join business unit di produk yg interesting, kalo di Cisco Routing itu: CRS-1 BU, GSR BU (Rival), 76xx BU, 65xx BU (Bambang). Banyak teknologi menarik di access layer products tapi kayaknya bintangnya masih tetap yg di atas itu.


Nah ada orang yg baca tulisan Ujung Pelangi dan ninggalin comment sbg berikut:


sekedar menambahkan, apa rasanya kerja di BU … see if you like it … I hope this can help you to decide whether this is something that you want to do.


Orang2 di BU selalu sibuk dikejar2 sama tanggal & deadline … banyak sekali kerjaan tapi resources (staff) yg di-alokasikan sangat minim …


- sibuk meeting & manage request from account teams yg demanding untuk di-prioritaskan
- sibuk me-manage expectation dari orang2 yg kadang2 unreasonable with the road map and target
- sibuk prioritize feature mana yang harus di-release duluan, dan yang mana yg strategic/tactical, dan yang mana yang make good business justification
- sibuk nulis bug fixes, and release new code
- sibuk bikin competitive analysis
- sibuk bikin documentation, technical notes
- sibuk bikin presentation, kasih presentation dan training ke sales SE
- banyak re-organization … jadi merasa posisi kerjaan nggak menentu


Comment by it’s me — February 21, 2007 @ 8:00 pm


Yah kalo masalah pressure, tentu di AS maupun BU akan banyak pressure walaupun macam tekanannya berbeda. Masalah minim resource juga sama, masalah re-organization. ..boss gue udah ganti di bulan ke-2 gue kerja :D


Kalo menurut gue bedanya kerja di AS maupun BU tetep di: customer facing atau tidak. Di AS jelas kita jadi bumper, di front line buat ngadepin customer yg mungkin melihat kita sbg Cisco gak perduli dari BU atau tidak (khususnya ketika nanya kenapa IOS feature tertentu gak di support)


Ada satu posisi di BU yg gue tahu merupakan kombinasi dari ke-2 nya, posisi yg disebut Technical Marketing Engineer (TME). Ada temen gue yg jadi ini dan dia cerita kalo dia juga harus bertemu customer buat me-list feature2 apa yg kira2 dibutuhkan di IOS release berikutnya, dan juga harus mengerti deep down technically karena harus diskusi dgn developer juga.
Selain tentunya paling sering di “bantai” oleh bumper-bumper kayak AS atau pre-sales team, SE, jika ada feature gak masuk akal yg di release sedangkan yg diperlukan malahan gak ada.


Banyak orang2 yg kita kenal karena menulis buku Ciscopress spt Dmitry Bokotev, Ajay Simha, termasuk si Jeff Apcar salah satu Distinguished Engineer yg tetap berada di Cisco AS. Sebagian penulis buku lainnya berasal dari Business Unit. Biasanya keliatan kalo pengarangnya dari AS itu lebih mengarah ke implementasi dan integrasi suatu produk atau design guidelines, dgn contoh2 case study yg diambil dari pengalaman di lapangan.


Jadi ini bukan tulisan ttg mana yg lebih baik: AS atau BU, tapi lebih mengarah ke apa yg bisa bikin kita happy kerja di situ.


Pada intinya, kita selalu berharap bisa kerja di sesuatu hal yg kita sukai kan, mengharap apa yg kita kerjakan dan yakini adalah Ujung Pelangi kita. Dan sampai sekarang gue belum tahu apakah gue perlu pindah ke BU, masih mencari alasan yg bisa meyakinkan kalo gue bakal happy di sana (silahkan baca lagi tulisan Ujung Pelangi).


Karena, walaupun dari internal email yg gue terima tadi malem ada puluhan slot lowongan buat NCE di US, gue percaya bahwa:
- ngapain ke US kalo gak ke SV
- ngapain ke SV kalo gak ke business unit
- ngapain ke business unit kalo gak yg menarik spt CRS, GSR, 76xx, 65xx (kalo kerja di Cisco, kalo di vendor lain ya di top of the line product nya lah)


Jadi intinya, gue merasa tidak tertarik pindah jadi NCE juga biarpun ke US, mendingan di APAC kali yah.
Jadi punya kesempatan buat membantu customer Indo juga… membangun bangsa lah walaupun dikit heheh


Mungkin harus nunggu film Transformers dulu sebelum bisa men transform hidup kita :)