Friday, October 1, 2010

CCIE Experiences - WebEx Trial


Kita sekarang sedang melakukan WebEx trial sebelum acara besok. Ini juga merupakan kesempatan buat semua peserta buat mencoba browser, download plugin dan webex client (nanti akan diminta oleh browser ikuti saja), mencoba audio dan video dan lain-lain. Kelihatannya masih banyak teman-teman yang bingung dengan WebEx meeting.


WebEx meeting ini akan menggunakan NORMAL/MOBILE PHONE biasa buat Audio. Jadi setelah join akan ada pilihan buat memasukan kode negara dan nomer telepon supaya bisa ditelpon oleh WebEx (callback). Tidak ada Integrated VOIP di meeting jadi begitu masuk WebEx client tidak akan ada suara. Alasan tidak ada Integrated VOIP: karena gue kuatir teman-teman di Indonesia yang koneksi Internet nya kurang kencang tidak bisa mendengar audio melalui Voip dengan jelas.


Untuk memberi kesempatan teman-teman agar bisa download plugin, join conference dan lain-lain sepertinya meeting akan gue start dari jam 10 am Dubai time atau 1 pm Jakarta time, walau presentasi tetap akan dilakukan mulai dari jam 11 am Dubai time atau 2 pm Jakarta time.


Secara singkat, buat yang punya koneksi Internet dan ingin menggunakan fasilitas callback dari WebEx (jadi WebEx yang menelpon kita)
1. Klik di link yg diberikan
2. Isi data-data seperti nama, email, dan masukan password (kalau ditanya)
3. Kalo baru pertama ikut meeting webex, akan disuruh buat install ActiveX dan webex client plugin dari browser
4. Nanti begitu tersambung ke webex, ada pilihan buat memasukan kode negara dan nomer telepon
Contoh buat di Indonesia, masukan country: Indonesia
Kode negara: +62
Telepon: masukin nomer telpon / mobile, coba saja dengan “0″ di depan atau tanpa “0″, jadi kalau HP 0811xxxxx bisa coba 811xxxx, kalo fixed line sepertinya masukan kode kota juga misal bandung 022xxxx atau 22xxxxx
5. Begitu dapat telpon dari WebEx, tekan 1 untuk tersambung ke meeting
6. Kalo terputus dan mau join audio lagi pilih di menu Audio - Join Teleconference dan masukan nomer seperti di atas


Buat yg tidak punya koneksi Internet, atau mau dial ke nomer alternatif (tidak pakai callback)
1. Di email konfirmasi ada list of global number untuk berbagai negara
http://cisco.com/en/US/about/doing_business/conferencing/index.html
2. Telepon ke nomer di negara terdekat
3. Masukin nomer meeting (dari email, 9 digit angka) dan tekan #, kemudian tekan # lagi buat tersambung ke meeting


Kalo pake aplikasi di ipad atau ipod tinggal masukan nomer meeting yg ada di email, dan masukan password.


Buat yang di Indonesia, kalau nanti bisa masuk ke meeting client tapi tidak bisa Audio, kemungkinan E1 line di kantor Cisco Jakarta penuh.
Pilihannya:


1. Cari koneksi Internet kencang, pake VOIP spt Skype dll dan dial ke nomer telepon negara terdekat,
atau 2. Kalo ada beberapa teman sekantor atau sekampus, bisa janjian buat mengikuti meeting bersama dan pakai satu telpon/mobile phone saja bersama-sama
atau 3. Kalo ada teman sekantornya yang sudah join Audio, bisa minta tolong dia set conference dari telponnya dan menelpon kita (jadi hanya dia yang tersambung ke WebEx, kita di conference sama dia)
atau 4. Ikuti sesi berikutnya yang dalam bahasa Inggris beberapa minggu lagi, karena yg join lebih banyak International dari berbagai negara lain ke nomer WebEx di negara masing-masing jadi kemungkinan yang dial pake E1 line di Jakarta akan jauh lebih sedikit
atau 5. Liat recording, walaupun ada kemungkinan recording tidak berhasil dan gue sendiri tidak tahu recording tsb akan disimpan berapa lama di server. Dan juga berarti tidak bisa interaktif nanya melalui audio atau chat



Tuesday, August 31, 2010

Membangun Avatar


Banyak orang yang sangat perduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Seringkali mereka mencoba mempengaruhi pandangan orang dalam melihat diri mereka. Orang-orang tersebut membuat suatu profil atau citra pribadi yang mereka ingin dipercaya sebagai diri mereka yang sebenarnya. Profil yang seseorang buat agar orang lain percaya bahwa itu adalah pribadi yang sebenarnya itu yang gue sebut Avatar.


Gue percaya bahwa tidak ada yang salah dalam membangun Avatar. Di dunia kerja profesional bukan diri kita yang sebenarnya yang penting, tapi yang orang-orang percaya tentang apa yang bisa kita lakukan. Sebagai contoh, seorang pembicara publik yang terbaik barangkali adalah seorang pemalu di kehidupan sehari-hari. Dia bisa memberi pidato terbaik di depan orang ramai karena dia berlatih keras setiap hari dan membuat semua orang percaya dengan apa yang dia katakan. Seorang blogger terkenal bisa menulis pendapatnya tentang berbagai hal yang terjadi di seluruh penjuru dunia, dan dia mungkin adalah seorang paranoid yang tidak pernah meninggalkan rumah. Ide-ide dan pendapatnya bisa keluar dari rumah dan dibaca orang di seluruh dunia.


Dirimu yang sebenarnya tidak terlalu penting. Jika kamu bisa membuat orang-orang percaya bahwa kamu seorang ahli di suatu bidang, maka kamu adalah ahli di bidang tersebut!


Bagaimana jika seseorang sangat ingin menjadi sesuatu dan memalsukan avatarnya? Sebagai gambaran, orang tersebut bisa saja menulis berbagai hal yang hebat-hebat di resume nya agar bisa direkrut oleh perusahaan yang bagus. Masalahnya, perusahaan yang bagus biasanya tidak langsung merekrut hanya dengan membaca resume tapi ada berbagai tahapan interview dan proses verifikasi. Jika si avatar palsu benar bisa mendapat pekerjaan yang diinginkan, ketika dia harus benar-benar bekerja dan berinteraksi dengan orang lain setiap hari biasanya akan terlihat kemampuannya yang sebenarnya. Yang jelas kita harus menjadi diri kita sendiri. Gue tidak yakin ada orang yang bisa menjalani hidup orang lain dan bertahan. Setidaknya tidak bisa bertahan lama.  


Memiliki bayangan tentang avatar ideal yang ingin dicapai bisa juga menjadi target untuk dikejar. Kita bisa membuat target tentang profil yang ingin kita capai, kemudian mulai membuat rencana dan berusaha untuk meraihnya.


Avatar ideal gue kira-kira adalah sebagai berikut:


- seseorang yang mampu mengerjakan proyek di pelosok dunia manapun
- memiliki pengalaman intensif dengan teknologi jaringan komputer terbaru seperti IP NGN, video, security, wireless dan data center
- dapat berbaur dengan mudah dengan customer dari negara dan kebudayaan yang berbeda-beda, dari Asia ke Afrika, dari Timur Tengah ke Eropa, sampai ke Amerika Tengah dan Latin
- orang yang berorientasi ke hasil, pecinta kebebasan dalam hal jam kerja dan mampu bekerja dari mana saja. Yang terpenting adalah memberikan hasil sesuai dengan target yang ditetapkan 
- senang menjalankan fungsi strategis di project implementasi jaringan maupun project migrasi infrastruktur
- dia sudah pernah terlibat dengan desain jaringan dari tipe customer yang berbeda-beda; dari service provider, government, enterprise, banking, carrier, mobile operator, oil and gas, university dan small medium business di berbagai negara
- seseorang dengan pengalaman langsung di lapangan untuk fungsi yang berbeda; technical consultant, project manager, solution architect, lead engineer, pre-sales consultant, dan deployment and migration lead
- mempunyai sertifikasi profesional dari berbagai vendor, termasuk yang tersulit seperti CCIE di berbagai spesialisasi
- menyukai bekerja di dalam team, lebih tertarik lagi jika diberi kepercayaan untuk memimpin team
- seorang pionir, bisa bekerja dengan mengikuti proses dan panduan yang sudah ada tapi juga mampu untuk menciptakan keseluruhan proses dari awal jika perlu 
- sudah pernah bekerja untuk perusahaan kelas dunia seperti Schlumberger, IBM dan Cisco Systems di berbagai negara
- selalu membagikan ilmunya dan menginspirasi orang lain
- menyukai bepergian, dan suka mengabadikan dunia dari jarak dekat menggunakan kamera film Leica   
- seorang ayah dan suami yang selalu berusaha menjaga keseimbangan antara kerjaan dan kehidupan keluarga, dan masih bisa memiliki kesenangan pribadi dengan waktu yang tersisa   


Hei, kalian tahu? Daftar di atas tidak terlihat asing. Ini mungkin karena gue sudah melakukan semua hal di atas dalam kehidupan nyata. Tidak seperti Jake Sully, gue tidak perlu masuk ke mesin agar bisa terhubung dengan avatar gue. Avatarnya ada di dalam diri gue sendiri. Gue tidak perlu berusaha mengubah persepsi orang tentang pribadi gue. Semua yang ada di daftar adalah nyata. Hal-hal tersebut adalah yang sudah gue raih dari pengalaman gue bekerja lebih dari 10 tahun di industri jaringan komputer di berbagai negara. Gue tidak perlu membangun avatar lagi. Gue menjalani hidup sang avatar.  


Gue adalah avatar gue sendiri.



Dan gue bisa membantu kalian untuk membangun avatar seperti yang gue punya. Tunggu pengumuman dari gue berikutnya.



Tuesday, August 17, 2010

Mengapa Kita Bersertifikasi


Sekitar 10 tahun yg lalu gue memulai petualangan dgn sertifikasi profesional dari vendor IT yg berbeda-beda. Pergi ke testing center untuk ujian merupakan kegiatan regular yg gue lakukan waktu itu. Gue ingat ada beberapa rekan yg bilang gue hanya buang-buang waktu dan uang saja. Mereka bilang sertifikasi itu tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh di dunia kerja.


Menariknya, gue menemukan fakta yg bertolak belakang dgn apa yg dibilang orang. Setidaknya di bidang computer network yg sudah gue tekuni selama lebih dari 10 tahun, sertifikasi profesional merupakan bagian penting dari hidup gue. Gue bahkan berani bilang bahwa gue mungkin tidak bisa mencapai apa yg sudah dicapai sekarang tanpa sertifikasi. Dan gue akan menuliskan di sini, semua alasan mengapa gue memutuskan untuk mengambil sertifikasi, dan bagaimana sertifikasi mempengaruhi kerjaan gue dari dulu sampai sekarang.


Jadi jika ada yg bertanya-tanya apakah mengambil sertifikasi itu masih bermanfaat, berikut adalah jawaban gue berdasarkan pengalaman pribadi.


1. Memudahkan pindah karir
Gue lulusan Teknik Mesin, jadi program sertifikasi dari Cisco Systems dan vendor-vendor lain sangat memudahkan ketika gue memutuskan untuk pindah karir ke computer networking. Sertifikasi memudahkan gue untuk menunjukkan ketertarikan di bidang tsb, membuat profil sbg network engineer dan mempercepat proses belajar banyak hal-hal yg masih baru buat gue waktu itu


2. Kebutuhan perusahaan
Ada saat-saat di mana perusahaan Sistem Integrator direkomendasikan untuk memperkerjakan karyawan bersertifikasi untuk meningkatkan hubungan bisnis dgn vendor pembuat produk atau solusi. Ini berarti perusahaan harus men training karyawan untuk lulus ujian sertifikasi, atau merekrut orang yg sudah bersertifikasi. Pada saat gue baru-baru pindah karir gue tidak memiliki pengalaman yg banyak, jadi gue pikir waktu itu perusahaan sekelas Schlumberger mau merekrut karena gue punya CCNA


3. Untuk mendapat bayaran lebih
Jadi akhirnya gue berhasil dapet kerja di NOC perusahaan. Tidak terlalu lama sebelum gue menyadari bahwa ada beberapa rekan kerja yg berada di posisi yg lebih bagus di perusahaan, mempunyai kemungkinan untuk berkarir lebih bagus, dan mendapat gaji yg lebih tinggi, karena mereka punya sertifikasi yg lebih bagus. Mereka punya CCIE, secara spesifik. Jadi akhirnya gue termotivasi untuk lulus ujian CCIE lab untuk alasan yg sederhana: supaya bisa pindah ke posisi yg lebih baik, dan mendapat bayaran yg lebih baik


4. Untuk pindah ke perusahaan lain
Memang benar sekarang ini kita tidak mendapat kerja karena sertifikasi yg kita punya. Kita bisa mendapat kerja lebih karena skill yg kita miliki, pengalaman, dan siapa yg kita kenal (Triple W rules: who we know, what we know, what we have done). Tapi sertifikasi profesional merupakan salah satu tolak ukur dari skill yg kita miliki, dan merupakan salah satu kriteria yg digunakan oleh recruiter untuk menyeleksi kandidat. Bayangkan kita menerima ribuan CV dan harus menyeleksi kurang dari 50 kandidat potensial untuk proses interview. Sbg recruiter, kita bisa memasukan keyword tertentu dari setiap CV, misal ‘CCIE’, ‘pengalaman 10 tahun’, ‘CRS’ dan lainnya untuk menyeleksi secara cepat. Kita bisa dapet kerjaan jika kita bisa lulus interview dan proses berikutnya. Tapi setidaknya memiliki sertifikasi memberi kita keuntungan lebih dari yg tidak, dan kita memiliki peluang lebih untuk lulus proses seleksi awal


5. Suka tantangan
Setelah gue lulus CCIE R&S tahun 2001 banyak pintu peluang yg terbuka. Punya CCIE memberi gue kesempatan utk kerja di perusahaan besar seperti IBM, dan juga membuat gue menerima banyak tawaran buat kerja di luar negri. Ketika akhirnya gue memutuskan buat pindah ke middle east tahun 2002, apa yg sebaiknya gue kerjakan berikutnya? Gue memutuskan untuk memberi tantangan buat gue pribadi dgn memasang target sertifikasi yg harus gue capai dalam tempo waktu tertentu. Hal ini sangat membantu gue untuk tidak menjadi malas dan bosan. Dan kalo boleh jujur, ketika gue baru pertama kali kerja di middle east suasana kerja itu tidak terlalu ‘nyaman’. Tapi karena gue sudah memutuskan untuk pindah ke sini, maka gue harus bertahan dan menerima konsekuensi dari keputusan yg gue ambil. Memasang sertifikasi baru sbg target dan mengerjarnya bisa membuat gue melupakan hal-hal buruk yg terjadi di kerjaan


6. Menikmati pengalaman
Mungkin terdengar aneh, tapi gue sangat suka keseluruhan proses dan pengalaman yg dijalani selama mengejar satu sertifikasi baru. Spt gue sebutkan di atas, mengejar sertifikasi bisa membuat gue melupakan hal-hal tidak nyaman yg terjadi di kerjaan. Sertifikasi membuat gue fokus ke satu hal. Bahkan gue bisa mencapai tahap di mana semua kegiatan hidup gue diatur untuk bisa membantu gue mencapai sertifikasi. Ketika mencoba lulus CCIE gue mengubah jam tidur. Gue menghabiskan banyak waktu di eBay ketika membeli peralatan untuk lab di rumah. Gue mengubah jadwal hidup sehari-hari agar tetap bisa bekerja, bersama keluarga, dan latihan CCIE lab. Keseluruhan proses untuk membeli lab, mengatur jadwal, berlatih secara ekstensif di lab, berdiskusi dgn teman belajar di Internet, dan perasaan ketika akhirnya gue berhasi lulus gue pikir adalah suatu pengalaman komplit yg jauh lebih penting dari sertifikasi nya sendiri


7. Untuk membuktikan diri
Selain semangat mengejar target, perasaaan ketika lulus, dan pengalaman yg didapat selama mengejar suatu sertifikasi, pernah ada waktu dimana gue mengambil sertifikasi baru hanya untuk membuktikan bahwa gue mampu melakukannya. Tahun 2005 gue akhirnya mendapat kesempatan interview dgn Cisco di middle east, dan gue ditolak dgn alasan ‘not qualified’. Sudah menjadi mimpi gue buat masuk Cisco sehingga waktu itu gue sangat memikirkan komentar tsb, dan akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil gelar master dan mengubah target untuk lulus ujian CCIE Security. Gue sebenernya tidak terlalu suka dgn materi yg diujikan, tapi akhirnya gue lulus juga bulan Januari 2006 untuk menjadi salah satu dari sedikit Double CCIE di middle east. Anehnya, 10 bulan kemudian Cisco akhirnya merekrut gue walau untuk bekerja di kawasan Asia Pacific


8. Mempercepat untuk belajar skill baru
Gue bergabung dgn Cisco dgn pengalaman ekstensif menghadapi infrastruktur dan customer Enterprise. Di Advanced Services umumnya customer kita adalah Service Provider besar, sehingga untuk mempercepat proses belajar teknologi SP gue memutuskan untuk mengambil ujian CCIE Service Provider. Di setiap sertifikasi ada jalur belajar yg bisa diikuti, ada daftar buku yg harus dibaca, topik yg harus dikuasai dan dilatih di lab, dan ada ujian untuk menguji pemahaman kita. Ini berarti kita tidak perlu membuat strategi belajar yg benar-benar baru


9. Bonus langsung
Perusahaan gue yg sekarang memberikan bonus langsung buat karyawan yg bisa lulus ujian susah spt CCIE atau CCDE. Di tempat gue bekerja skrg, barangkali ini satu-satunya alasan mengapa orang-orang masih mau ujian sertifikasi. Dan gue pikir ini bukan alasan yg jelek. Perusahaan masih mau memberi bonus barangkali untuk membuat karyawan tetap semangat, memastikan skill karyawan selalu ter update, atau hanya karena perusahaan butuh alasan untuk bisa memberi bonus langsung ke karyawan


10. Menjadi satu dari sedikit orang
Sertifikasi memberi gue target utk dikejar. Sertifikasi menolong untuk memperbagus profil teknis gue. Skill baru yg gue pelajari dari sertifikasi membuat gue tetap kompetitif di pasaran. Bisa menjadi yg pertama lulus ujian sertifikasi baru membuat gue merasa spesial. Untuk menjadi salah satu dari sedikit orang yg bisa memiliki sertifikasi sulit tentunya sangat penting buat orang yg bekerja di area yg gue tekuni sekarang. Dan gue pikir setiap orang harus selalu menjadi yg terbaik di bidangnya, berusaha untuk menjadi bagian dari group yg hanya bisa dimasuki dgn kerja keras, dan bangga dgn semua pencapaian yg diraih


Gue tidak tahu mengapa orang-orang lain masih mau mengambil sertifikasi professional saat ini. Tapi jika ada yg berencana utk mengambil sertifikasi, saran gue untuk mencari alasan yg benar untuk melakukannya. Gue tahu apa alasan gue, dan gue percaya alasan-alasan tsb, dan mungkin ini yg membuat gue bisa menjadi gue yg sekarang.


June 2000 - passed CCNA, my first certification ever
August 2001 - first attempt of CCIE R&S lab in Brussels
Sept 2001 - passed CCIE R&S lab in Tokyo
May 2002 - joined one Cisco Gold Partner company in Dubai
2002 - 2005 - passed bunch of certifications from Cisco and other vendors
Jan 2006 - passed CCIE Security lab on 2nd attempt
Nov 2006 - joined Cisco Advanced Services Asia Pacific team
August 2007 - passed CCIE SP lab on 1st attempt in Brussels
Sept 2008 - moved to Cisco WWSP NGN practices team to cover Emerging markets
2008 - 2010 - passed several Cisco AS internal certifications on Carrier Ethernet and CRS/IOS XR
July 2010 - took CCDE practical exam for the third time and currently still waiting for the result


(Posting ini diketik dgn susah payah menggunakan virtual keyboard di iPad)



Sunday, July 4, 2010

Senin


Senin. Dibenci banyak orang, disukai beberapa orang. Tidak berpengaruh buat gue karena gue sedang cuti. Dan gue tetep benci kemacetan di Jakarta setiap hari Senin.


Berbeda dgn apa yg dipercaya oleh teman-teman gue, selama cuti gue benar-benar tidak berhubungan dgn kerjaan. Gue bener-bener unplugged. Semua waktu gue pergunakan hanya untuk jalan-jalan bersama keluarga, motret dgn M6, nonton World Cup dan menikmati makanan Indonesia yg sudah lama tidak gue rasakan.


Gue dulu berpikir untuk belajar pada saat cuti untuk ujian tanggal 19 Juli. Tapi Himawan yg baru menganggap belajar adalah bagian dari kerjaan. Dan selama cuti, tidak ada kerjaan.


Mari kita lihat saja apa yg akan terjadi.



Wednesday, June 2, 2010

Kamera Terbaik


Kamera terbaik di dunia tentunya adalah kamera yg selalu kita bawa kemana-mana. Menurut pengantar di salah satu buku National Geographic, rahasia untuk membuat foto yg luar biasa adalah “f8 and be there”. Untuk membuat foto tertentu mungkin diperlukan tipe kamera yg spesifik. Tapi yang paling penting tentunya untuk selalu berada di tempat ketika terjadi sesuatu dan membawa kamera untuk mengabadikan momen tersebut.


Kalo ada yg menanyakan bagaimana cara untuk memilih kamera, lensa atau merek apa yg sebaiknya dibeli, maka gue akan minta untuk:


1. Tanya diri sendiri: mengapa kita memotret?
Motret buat apa? Mencari nafkah, hobby, serious hobby, iseng, biar gaya? Alasan memotret bisa menentukan tipe kamera yg harus dibeli


2. Tentukan style yg disukai
Setelah tahu alasan motret misalnya buat nafkah, dan bisnis yg menghasilkan itu misal foto kawinan, jadilah stylenya wedding photography. Kalo buat serious hobby, style nya bisa macem-macem, dari landscape, macro, B&W, street dsb. Biasanya kalo baru mulai motret semuanya pengen dicobain tapi lama-lama tahu style mana yg paling diminati. Beda style bisa beda tipe kamera


3. Tentukan format camera dan lensa
Setelah tau alasan kenapa motret, udah tau style mana yg disuka, sekarang tentukan format kamera dan lensa yg mau digunakan. Belum ke merek dulu. Karena yg suka foto studio tipe kamera yg digunakan bisa berbeda dgn yg landscape atau macro misalnya. Bisa jadi kamera format 35mm baik analog atau digital tidak sesuai dgn style yg diminati, mungkin harus pake kamera medium format 6x6 atau large format untuk mendapat kualitas yg diinginkan. Memilih jenis lensa juga begitu. Kalo suka landscape akan butuh lensa lebar, kalo mau jadi wedding photographer mungkin tertarik dgn lensa 85 f1.4 dan sebagainya


4. Tentukan merek
Nah setelah tau kenapa motret, style yg disukai (atau terpaksa suka demi nafkah), dan tipe kamera dan jenis lensa yg dibutuhkan, baru tentukan brand. Kalo mau lihat contoh hasil dari kamera dari berbagai merek dgn tipe tertentu, bisa dgn mencoba search foto di Flickr yg sudah di tag. Kalo bisa cari yg Post Processing nya minimal. Review dari website yg memberikan kurva-kurva dan grafik kalo menurut gue terlalu teknis untuk orang kebanyakan, mending lihat contoh langsung aja deh! Bisa juga dalam memilih brand ada faktor lain yg menjadi penentu, misalnya tinggalnya di tempat di mana semua orang pake Canon. Jadi ikut beli Canon buat bisa pinjem-pinjeman lensa


5. Merek apapun yg dibeli, investasi di lensa bukan body
Terutama di jaman digital spt sekarang, harga body kamera bisa jatuh sangat cepat. Body camera digital yg 6 megapixel beberapa tahun lalu mungkin mahal bgt, kalo sekarang sudah sangat murah. Lensa bagus bisa bertahan utk dipakai lama, dan harga lensa bagus juga jauh lebih bertahan daripada body.


Sebagai contoh dari pengalaman pribadi, baru-baru ini gue menjual Canon 5D dgn semua lensa karena merasa kamera ini sudah tidak sesuai dgn style yg gue minati. Gue yakin dgn apa yg gue ingin lakukan dari photography, gue tahu apa yg gue butuhkan dari kamera, dan gue punya jawaban buat semua pertanyaan di atas. Dan akhirnya gue membeli: Leica M6 range finder film kamera, dgn lensa 35 f2 Summicron ASPH!



Leica M6 won’t cover my face


Mengapa gue memutuskan buat kembali lagi ke film? Debat ttg Digital vs. Film sudah terjadi beberapa tahun terakhir gue gak akan bahas lagi di sini. Alasan gue beli film sebenernya karena gak mampu buat beli Leica M digital terbaru yaitu M9, sehingga akhirnya gue memutuskan buat memakai semua uang hasil penjualan 5D utk sebuah lensa baru 35 f2 Summicron ASPH. Satu lensa yg cukup untuk 90% foto yg akan gue buat. Untuk body gue beli Leica M6 yg sudah berumur 20 tahun. Kamera yg serba manual, batere diperlukan hanya untuk memakai light meter, tampilan yg menarik dan konstruksi yg kokoh, dan kamera ini memberi gue control sepenuhnya sbg seorang photographer.



What is going on?


Gue suka kamera range finder karena ukurannya yg relatif kecil dibandingkan kamera SLR. M6 tidak akan menutupi muka sehingga gue tidak merasa bersembunyi dibalik kamera. Lensa prime dgn bukaan f2 spt Summicron ukurannya jauh lebih kecil daripada lensa dgn bukaan yg sama di SLR. View finder di kamera RF membuat gue bisa melihat frame untuk lensa 35mm, dan juga diluar frame. Jadi ketika gue melihat dgn view finder gue bisa tahu apa yg sedang terjadi di luar frame juga, yg membuat gue bisa memperbaiki komposisi atau menunggu momen yg lebih tepat sebelum menekan tombol shutter. Dan kamera RF tidak mengalami mirror flap ketika tombol shutter ditekan, yg berarti gue bisa melihat dgn jelas momen apa yg sedang gue tangkap karena gue tidak akan mengalami fenomena black out di view finder.



Ayesha curious


Tentunya begitu gue menerima kiriman paket Leica M6 dari ebay dan lensa baru Summicron dari Adorama, roll pertama gue habiskan untuk memotret keluarga, anak-anak, kucing dan hal-hal yg terjadi di rumah. Gue suka bgt dgn warna yg dihasilkan Kodak Ektar 100. Untuk hitam putih gue pakai film C41 Ilford XP2 Super 400BW. Untuk mendapat skin tone yg natural dan portrait sepertinya Kodak Portra 160NC adalah pilihan terbaik.



I want to play outside


Film kamera belum mati. Gue masih bisa membeli film dgn mudah, walaupun untuk mendapat film professional gue belum nemu tempat yg jual di Dubai dan harus pesan langsung dari B&H atau Adorama. Di Dubai ongkos buat memproses dan men scan film adalah sekitar 5 USD per satu roll. Suatu ketika mungkin gue akan beli scanner sendiri. Gue juga akan lebih senang jika berhasil menemukan lab BW professional sehingga bisa pakai film BW beneran spt Ilford Delta atau Kodak Tri-X. Tapi untuk sementara gue masih senang dgn pilihan yg ada sekerang. Gue selalu membawa Leica M6 kemana-mana dan gue merasa lebih antusias dgn photography.



She likes to take nap


Buat gue, dalam photography itu keseluruhan experiencenya yg penting. Seperti halnya memancing. Kalo mau dapet ikan buat dimakan beli aja ke supermarket. Tapi experience memancing itu yg penting, walau terkadang pulang gak bawa ikan.


I like to capture life around me as it happens. Using natural light. Handheld. Full manual that can give me all the control. And a prime lens. As simple as life itself.



Why daddy always follows me with that black thingy?


Semua photo di atas diambil dgn menggunakan Leica M6, 35 f2 Summicron ASPH lens, Ilford XP2 Super 400 film, Kodak Ektar 100 film, Kodak Portra 160NC film, di developed dan scan di one-hour service lab, tidak ada digital post processing, tidak ada cropping.


That’s how I remember what photography is all about.



Friday, May 7, 2010

Kepemimpinan


“First rule of leadership: everything is your fault.”
Hopper to Princess Atta, A Bug’s Life.


Sangat sulit untuk memimpin.


Sebagai pemimpin kamu tidak bisa bekerja sendirian.
Tapi ketika orang yg diberikan tugas tidak memiliki skill yg cukup sehingga kamu tetap harus mengerjakan sendiri, itu salahmu.


Kamu harus menyelesaikan target walau tenggang waktu yg diberikan tidak masuk akal.
Dan ketika tidak ada cukup orang yg bisa dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tugas, itu salahmu.


Pemimpin harus menyenangkan semua orang, menyelesaikan target dan membuat semua orang senang.
Untuk mencapai itu kamu harus kerja sendirian siang malam tanpa henti, itu salahmu.


Kamu harus mempertahankan reputasi dari organisasimu.
Dan ketika terlalu banyak kesalahan yg terjadi karena berbagai kekurangan, itu salahmu.


Memang benar, sangat sulit untuk memimpin.
Tapi kalo bisa memilih gue akan selau melakukan hal itu.
Because it’s worth it.



Saturday, April 24, 2010

Update


Mulai dari tentang mobil. Gue menyadari kesalahan gue beli Range Rover, mobil buatan Inggris yg bagus tapi tidak bisa dipakai offroad serius karena memakai pelek berdiameter besar dan ban low-profile jadi tidak bisa dikempesin buat di pasir. Akhirnya 2 bulan yg lalu gue jual dan gue ganti menjadi Toyota Land Cruiser, dgn kapasitas 8 penumpang buat mobil keluarga, dan FJ Cruiser buat offroad di padang pasir. Dan sesuai target, FJ ini membuat gue bisa mendalami skill desert driving seperti terlihat dari beberapa posting gue sebelumnya.


Mengenai snowboarding, semenjak terkena serangan asam urat di kaki kiri gue masih merasa tidak nyaman untuk memakai sepatu snowboarding yang cukup ketat (gue tidak perlu menggunakan kaki kiri buat nyetir mobil karena transmisi otomatis). Jadi gue belum sempat latihan lagi di Ski Dubai, sehingga anak gue yg masih tetap latihan paling tidak 2 kali dalam sebulan sekarang menjadi lebih jago dalam hal ini. Begitu bisa kembali memakai sepatu snowboarding, gue harus mengejar ketertinggalan jika tidak mau dipermalukan sama anak sendiri di Ski Dubai :)


Tentang photography, gue akhirnya menjual Canon EOS 5D berikut semua lensa karena merasa DLSR tidak sesuai dgn tipe dan style photography yg gue suka. Gue mencari kamera yg bisa gue atur sepenuhnya di mode manual seperti SLR, tapi kamera tersebut harus berukuran kecil sehingga bisa dibawa kemana-mana. Juga harus “full frame” seperti kamera film 35mm. Dan gue tidak begitu suka sport photography sehingga tidak memerlukan lensa telephoto, FPS yg tinggi atau AF yg cepat. Begitu gue menemukan kamera ideal akan gue posting di sini.


Anak gue sudah mulai mengambil kursus bermain gitar. Jadi suatu hari nanti bisa jadi dia akan menjadi lead guitarist di band gue. Sambil menunggu itu gue kepikiran buat beli “Rock Band” atau “Guitar Hero” di Wii jadi bisa simulasi jam session bareng anak di rumah, karena bermain drum sendirian itu ternyata tidak fun.


Sudah agak lama semenjak gue traveling ke negara lain karena sedang mengerjakan project di Dubai. Sebenarnya ini menjadi berkah tersendiri karena membuat gue bisa offroad di padang pasir. Apalagi kantor customer gue itu dekat banget ke gurun jadi biasanya kalo gue meeting di sana pulangnya gue sempetin bermain-main sebentar. Tapi gue sudah membuat rencana buat traveling musim panas ini jadi semuanya masih sesuai target.


Sekarang untuk update dari hal yg membosankan: tentang kerjaan ;)


Gue sedang mengerjakan konvergensi dari Core network buat salah satu mobile provider di Dubai. Project ini membuat gue banyak bekerja di waktu malam di kantor customer, bahkan postingan ini pun gue tulis di saat gue sedang kerja malam! Gue tidak mau komplain, cuma memang kalo sudah kerja malam itu membuat gue hanya bisa tidur seharian di siang hari dan tidak bisa mengerjakan hal-hal yg lain. Memang seperti sudah gue sebutkan project ini juga membuat gue bisa offroad di padang pasir setiap habis meeting, tapi gue berharap project bisa segera selesai sehingga bisa kembali hidup normal. Btw, gue berniat untuk menuliskan pengalaman gue mengerjakan project ini, karena termasuk yg paling rumit yg pernah gue kerjakan, walau belum tentu bisa gue tuliskan di blog ini.


Tentang masalah sertifikasi, ya gue gagal ujian CCDE di London bulan Desember lalu. Butuh 3 bulan buat mendapat hasilnya, dan hasil tersebut tidak bermanfaat buat persiapan ujian berikutnya karena tidak ada hal detil di sana. Gue juga sebenarnya sudah tahu kenapa gagal: karena gue masih berpikir terlalu detil pada saat ujian. Ujian CCDE itu adalah ujian design yg high level, jadi berpikir secara sangat detil seperti yg biasa gue lakukan di kerjaan sehari-hari tidak akan membuat gue lulus ujian. Untungnya gue diperbolehkan buat mengambil CCDE bootcamp dari ProNet Expert di Dubai. Bootcamp ini di klaim sebagai satu-satunya CCDE bootcamp karena sangat sedikitnya jumlah CCDE yg mau jadi instruktur. Dan gue ketemu salah satu pendirinya di London waktu ujian. Paling tidak instruktur yg sudah lulus CCDE bisa memberi tahu bagaimana cara berpikir pada saat ujian untuk menjawab soal. Jadi kemungkinan gue akan ujian lagi di London bulan Juli ini (yg membuat gue bisa traveling lagi).


Sekian dulu.



Friday, March 5, 2010

Welcome Aboard Air FJ!


Welcome aboard Air FJ to the UAE desert
Please fasten your seat belt during the flight
Put the transmission to high range gear
Turn off the side curtain airbag
Disable the vehicle stability control
And make sure the traction control is off
In the event of bumpy ride
Or airborne on top of the sand dune
Please continue to act normal and look cool
Since we have photographers taking the pictures
We hope you enjoy the flight




Tuesday, January 12, 2010

Cinta Yang Dijual



Update: SOLD!
She’s gone now. She’s with another man.
What left are only good pictures. And memories…