Thursday, December 13, 2012

Global Consultant IP NGN - Pilot Class


Bagaimana cara mendidik seseorang untuk menjadi Global Consultant? Bagaimana cara mengajarkan pengalaman dan wawasan? Bagaimana cara menggabungkan pelatihan teknis dengan skill consulting?



Pertanyaan-pertanyaan di atas yang coba dijawab dalam training Global Consultant - IP NGN, kelas pilot yang diadakan di Jakarta awal Desember 2012 yang lalu.



Delapan peserta yang berasal dari background yang berbeda-beda. Semuanya sudah berpengalaman. Empat peserta sudah bekerja di luar negri dari Singapore, Philippine, Brunei sampai dari USA.



Lima hari berkutat dengan materi teknis IP NGN dari arsitektur, high level design sampai implementasi best practice IGP, MPLS, BGP, Multicast, L3VPN, L2VPN, Carrier Ethernet, QoS, High Availability dan banyak lagi.



Hands on lab dengan menggunakan perangkat router yang sebenarnya, dengan topologi Next Generation Network yang menggabungkan antara Cisco IOS dan Cisco IOS XR router.



Tapi yang membuat kelas ini berbeda adalah karena kita menggunakan model belajar baru yang membuat peserta berinteraksi dan merangsang skill inovasi: Questioning, Observing, Networking, Experimenting dan Associating.



Materi yang dirancang berdasarkan Real World Application, Customized, membuat peserta melakukan Experiment dan memberi Project Experience.



Dimana peserta harus berinteraksi, mempresentasikan tugas individu, membuat tugas kelompok, selalu berdiskusi dan mempertahankan design karya masing-masing.



Dengan harapan selepas training mereka bisa mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang didapat di pekerjaan masing-masing. Menjadi Global Consultant - Global Consultant baru.



Dan di akhir training beberapa peserta berkata “training ini sangat dekat dengan kenyataan dalam pekerjaan”, “memberi kesempatan untuk terkoneksi dengan orang lain dari berbagai background”, “the best training I’ve ever had”, “menjelaskan cara berpikir dan bekerja sebagai konsultan”, “membuat kita mengerti tantangan apa yang harus dihadapi di dunia global”.



Dan saya sebagai pencetus ide dan perancang materi hanya bisa tersenyum, mengucap syukur, dan bertanya: siapa yang berikutnya?