Tuesday, December 19, 2006

Menikah Lagi


“maafkan aku menduakan cintamu
berat rasa hatiku tinggalkan dirinya
dan demi waktu yang bergulir di sampingmu
maafkanlah diriku sepenuh hatimu
seandainya bila ku bisa memilih..”
Song by Ungu, Demi Waktu


Beredarnya isu poligami akhir-akhir ini di banyak media membuat gue teringat akan pengalaman pribadi dalam menikah lagi. Yup, sejak sekitar 1 bulan yg lalu gue resmi menikah lagi di Singapore.


Semuanya berawal di awal tahun 2000. Walaupun pada saat itu gue sudah beristri dan beranak satu, gue sempat terperangah ketika bertemu dengannya. Love at the first sight, seperti kata banyak orang. Semenjak pertemuan pertama itu gue memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya. Hubungan tersebut membuat gue memutuskan untuk meninggalkan anak istri gue di kota lain. Gue bertemu mereka hanya sekitar 2 minggu sekali. Berbagai rintangan berat gue jalanin, termasuk tidur di meja kantor selama 9 bulan hanya demi bersama dengannya.


Setelah 2 tahun bersama, gue memutuskan untuk pindah ke Middle East demi menjaga kelangsungan hubungan dgn dirinya. Anak istri gue kali ini ikut serta karena jarak negara yg sangat jauh. Sampai saat itu istri pertama gue mulai merasakan perbedaan dalam diri gue. Gue yg menjadi sering pulang malam, dan setelah di rumah pun gue jarang sekali tidur. Gue lebih sering melakukan aktifitas rahasia untuk bisa bersamanya daripada menghabiskan waktu bersama anak istri. Pertanyaan-pertanyaan di diri istri pertama gue akhirnya berujung dgn pertengkaran-pertengkaran yg tak bisa dihindari. Namun ini tidak membuat gue ingin memutuskan hubungan, semakin hari gue malah semakin sering bersamanya.
Beberapa kali malahan gue pergi ke Eropa hanya demi dirinya.


Akhirnya di pertengahan tahun ini gue berterus terang ke istri pertama gue, bahwa cinta di diri gue memang sudah terbagi. Dan gue memutuskan untuk menikah lagi secara resmi. Berat bagi istri pertama gue untuk menerima. Berbulan-bulan kita bertengkar, berdiskusi, berdebat tentang hal tersebut. Kata orang kunci dari poligami adalah keadilan. Tapi satu kata ini terlihat sangat sulit untuk dilakukan, tercermin dari hidup gue di beberapa tahun terakhir yg lebih jarang bersama anak dan istri pertama tapi lebih sering bersama dirinya.


Namun akhirnya setelah pembicaraan yg panjang akhirnya istri pertama gue menyetujui juga. Dengan berlapang hati istri pertama gue mengijinkan pernikahan gue demi kebagiaan gue, yg dia harapkan akan berdampak pada kebahagiaan kita sekeluarga semua. Tanggalpun ditetapkan di hari Senin, November 20 2006. Lokasi pernikahan adalah di Singapore.


Hingga kini gue terus berusaha untuk bersikap adil kepada ke dua istri gue. Berat untuk dijalankan, terutama karena istri muda gue menawarkan banyak tantangan dan hal-hal yg sama sekali baru untuk gue. Tapi keikhlasan dari istri pertama gue yg mengijinkan gue ber-poligami membuat gue tidak mungkin melupakan dirinya begitu saja. Mudah-mudahan gue masih bisa bertahan menjalani hidup seperti ini demi kebahagiaan kita semua.


O ya, buat yg penasaran, nama istri baru gue: Cisco Systems :)


Disclaimer: tulisan ini dibuat pada saat iseng dan masih terjaga di tengah malam. Tidak ada niatan yg tersirat maupun tersurat untuk mendukung atau mencela isu poligami yg sedang ramai dibicarakan.



Thursday, August 31, 2006

Become a CCIE with Simulator


Beberapa bulan lalu gue pernah bikin How to Become a CCIE, dan di point no.3 gue bilang kalo home lab itu perlu supaya bisa latihan kapanpun. Untungnya sekarang sudah ada Cisco 7200 simulator. Jadi kalo lagi ngejar track CCIE R&S atau Service Provider, hampir seluruh lab bisa disimulasiin, kecuali switch 3560.


Kalo menurut gue, maksain beli 3560 atau 3550 sepertinya gak worth it. Lebih baik duitnya dipakai buat rental lab beberapa hari sebelum ujian buat latihan. Dan kalo cuman mau ngetes fitur di 3550 harusnya sih cukup dalam 2-3 hari.


Mudah-mudahan dgn simulator ini makin banyak orang Indo yg bisa jadi CCIE. Sekarang nabungnya cuman buat biaya ujian dan tiket pesawat, gak harus beli lab lagi.


Untuk informasi lengkap step-by-step buat men-setup Cisco 7200 simulator di PC, silahkan klik di sini.



Monday, July 31, 2006

Kembali Harus Memilih


Karena gue gak yakin Cisco Middle East bakal ngerekrut gue, mulai minggu lalu gue mempublikasikan status diri sebagai “Available”, seseorang yg sudah resign dari company dan bersedia bekerja di mana saja. Hal ini juga terpaksa gue lakukan karena visa UAE gue hanya tinggal 2 bulan lagi, dan belum ada tanda-tanda bahwa gue akan mendapat H1b visa untuk ke US. Bulan depan anak gue udah harus sekolah lagi dan dengan kondisi seperti sekarang tentunya repot buat memastikan apakah dia akan kembali sekolah di Dubai, bertahan di Indonesia atau ikut gue ke US, kalo dapet visa.


Respon yg didapat ternyata cukup positif. Seorang teman yg juga customer company gue langsung memberikan tawaran kerja dgn gaji kurang lebih sama dgn gaji gue yg sekarang. Dan kemaren gue interview dgn 3 company sekaligus!
Sehari sebelumnya gue jatuh dan sempet pingsan di Ski Dubai. Gue jarang2 pingsan kecuali saat di bius di meja operasi. Tidak ada luka serius, tapi yg jelas gue harus interview dgn kondisi muka babak belur.


Company yg pertama sih menawarkan kerja yg sama aja dgn company gue, cuman mungkin lebih professional karena mereka multi-national. Gaji yg ditawarkan juga mungkin gak jauh.


Company yg kedua bener2 beda. Mereka perusahaan milik UAE government yg membangun dan mensetup network terbesar di Middle East. Tapi jaringan ini tidak akan pernah dipublikasikan karena berkaitan dgn keamanan negara. Dan tentunya semua hal yg gue kerjakan di sana tidak bisa didiskusikan dgn orang luar.
Tapi gue akan punya kesempatan buat mensetup jaringan dgn teknologi terbaik dan tercanggih dan juga multi-vendor.
O ya, gaji yg ditawarkan sekitar dua kali lipat gaji yg bakal gue dapet di US.


Interview ketiga lewat telepon. Perusahan telekomunikasi no.1 di dunia berbasis di UK, pasti tau donk siapa, untuk posisi IP Network Consultant. Kerja sebagai orang IP di perusahan telekomunikasi yg dulunya non-IP tapi kini harus memiliki IP-based backbone menurut gue bener-bener sangat menantang. Kerjanya nanti 90% bakalan di kawasan Middle East dan Africa, jadi pure traveling.
Interview berjalan mulus, hanya saja mereka mau mengecek apakah gue bisa dapet visa kerja sebagai engineer di bidang komputer padahal gelar sarjana gue dari Mesin.

Kembali gue harus memilih sekarang.


Kalo dulu pilihannya antara company gue yg sekarang dan kerjaan yg gak jelas di US, dan jelas aja gue pilih US. Tapi sekarang pilihannya beda:


- nekat ke US lewat consulting company dgn gaji rendah dan berharap Cisco San Jose atau Juniper tertarik buat merekrut, ini juga dgn catatan H1b gue keluar bulan ini
- bekerja di perusahan Cisco partner yg lain di UAE, multi-national sehingga kemungkinan bisa pindah2 negara tapi melakukan kerja yg mirip2 dgn apa yg gue kerjain sekarang
- nungguin perusahan telekomunikasi ini buat confirm bisa dapet visa apa enggak, kerjanya nanti bener2 mobile dan kemungkinan gue pisah sama keluarga. Tapi ini perusahaan telekomunikasi dunia no.1 loh!
- join government agency dgn gaji dua kali lipat gaji gue nanti di US, gak bisa sharing kerjaan di luar kantor, bisa punya kehidupan lain di luar kerjaan, dan berharap suatu hari ketemu dgn Agent Scully! Tapi mereka gak bisa ngasih gue waktu lama buat mikir


Kalo mau jujur, kerja buat pemerintah UAE merupakan suatu kehormatan. Bisa pergi ke Silicon Valley adalah once in a lifetime opportunity. Jadi konsultan IP buat perusahaan telekomunikasi dunia buat meng cover Middle East dan Afrika juga bener2 impian. Terakhir kalo memang udah gak ada pilihan lain, kerja di Cisco partner yg lain atau di tempat temen gue yg udah nungguin juga gak masalah.


Sayangnya gue gak punya waktu lama buat memutuskan.
I’m running out of time.



Friday, June 30, 2006

Resign


Dear Sir,


Please accept this letter as my formal notice of resignation from Emirates Computers - Dubai, effective October 1, 2006. The associations I’ve made during my employment here will truly be memorable for years to come.


I hope a three-months notice is sufficient for you to find a replacement for me. If I can help to train my replacement or tie up any loose ends, please let me know.


Thank you very much for the opportunity to work here.


Sincerely,
Himawan Nugroho
Network Consultant
CCIE#8171 (R&S, Security)



Thursday, June 8, 2006

Network Freeze


Gue tadi pagi terima email dari Project Manager dari Cisco Advance Service team. Memang dari 2 bulan terakhir gue kerja bareng Cisco AS buat project migrasi dari Riverstone ke Cisco, untuk jaringan residential dan apartment di daerah di sekitar Dubai Internet City, biasa disebut New Dubai. Jaringan ini memberikan Triple Play service: Voice, Video dan Internet untuk sekitar 18,000 total pelanggan.


Isi emailnya: project dihentikan sementara selama… World Cup!


Keputusan untuk melakukan Network Freeze, tidak boleh ada kegiatan yg
bersangkutan dgn EMP (Electric, Mechanical, Plumbing) dan juga network related, diambil oleh pihak manajemen penyedia service demi menjamin tidak adanya ganguan dalam penyiaran World Cup.
Jadi kalo ada network device yang baru gak boleh dicolokin ke power socket, gak boleh ada instalasi fiber link yang baru, dan segala sesuatu yg mungkin menyebabkan ganguan pada network yg men-stream 300 lebih channel termasuk channel buat World Cup. Beberapa box untuk project ini seperti Cisco 7609 yg sudah terlanjur dikirim dari US bakalan di mount di rack tapi gak bakal diapa-apain. Dicolokin ke listrik atau ke fiber link aja tidak boleh.


Memang si PM dulu pernah bilang ke gue, kalo selama World Cup salah satu customernya, Dutch Telecom, juga memberlakukan polisi Network Freeze. Gak boleh ada pelanggan baru, modifikasi atau apapun di jaringan mereka sama sekali selama sebulan. Jadi kalo belum subcribe ke siaran TV, ya musti nunggu sampai sebulan dah. Demi menjamin tidak ada gangguan siaran selama kejuaraan.


So much for the World Cup!


Yah, dengan satu project diberhentikan sementara selama sebulan, minimal gue bisa napas dikit.
Cuman yg gue kesel, di UAE itu buat nonton World Cup harus subscribe ke channel TV satelit khusus, dgn biaya yg lumayan mahal. Channel TV nya cuman satu lagi yg mendominasi hak siaran pertandingan.


Waktu di indo rasanya tiap 4 tahun nonton gak pernah bayar deh.
Lebih maju negara kita buat urusan yg satu ini kali ya?



Wednesday, May 3, 2006

In Memorian of My Pretty White Chick


I have to let her go.
The option that I took forces me to give up one of the thing that I like the most.


I’m gonna miss your fast response from 0 - 100 km/h in 7 seconds.
Playing with your steptronic transmission in the middle of Dubai busy streets.
Open your sunroof to enjoy the fresh air in Jumeirah Beach road.
Change the CD track from steering wheel.
Driving on Emirates Road with cruise control.


Goodbye my love.


I’m giving up my respect.
I’m riding a rental Toyota now :)



Tuesday, April 4, 2006

Never Stop Learning


Beberapa hari yg lalu gue dapet email dari seorang bapak di Bandung:


“Nama saya …. Usia 59 tahun. Pensiunan.
Saya mengenal Cisco pada tahun 2000. Belajar, terus belajar. CCNP tahun 2002.
April 2002 pensiun. Sejak itu sampai sekarang saya kerja part time sebagai Network Engineer / Trainer.”


Email ini bikin gue tertegun untuk beberapa saat.
Network Engineer berusia 59 tahun! Umur 56 menjadi CCNP!


Terlepas dari motivasi beliau yg memutuskan untuk belajar Cisco di usia tersebut, gue bener2 kagum dgn semangat belajarnya yg tetap dimiliki.
Satu pertanyaan langsung muncul di kepala:
Sanggupkah gue untuk tetap belajar hingga tua?
Mungkin bukan belajar Cisco, apapun itu, tapi yg penting tetap konsisten belajar hingga tua nanti.


Tulisan ini gue buat untuk mengingatkan gue pada saat gue males, bosan, dan selalu membuat alasan untuk tidak belajar, bahwa ada seseorang dgn usia dua kali lipat, yang tetap memiliki semangat dan tidak pernah berhenti belajar.


Never Stop Learning.



Thursday, March 2, 2006

Several Updates


Certified until September 2009
Beberapa hari yg lalu gue lulus ujian CCIE Service Provider - Metro Ethernet written exam. Ini berarti sekarang gue udah bisa daftar ujian lab.
30 Going Triple
, one step closer now.
Selain itu, lulus written exam kemaren ternyata me-recertify double CCIE gue secara otomatis. Semua CCIE harus me-recertify diri setiap 2 tahun, kalo tidak mau CCIE nya di suspend. Resertifikasi bisa dilakukan dgn mengambil ujian CCIE written track apa saja, tidak perlu mengambil ujian lab lagi.


Nah, menurut Cisco, gara2 lulus kemaren gue menjadi certified sampe Sept 2009!
Itu berarti lebih dari 3.5 tahun lagi dari sekarang.
Cihuiiii bisa tidur-tiduran sekarang.. gaji buta dah :D


Nikon D200 or another misery
Gue berhasil menjual sebagian lab security gue. Ada Cisco router 2600 series, PIX firewall dan ISDN simulator (thanks God ada juga yg mau beli ISDN simulator!)
Hasilnya setelah dihitung ternyata cukup buat beli Nikon D200 baru, body-only.
Ini jadi dilema buat gue sekarang: beli D200 atau beli router buat CCIE SP lab?
Setelah berhari-hari memikirkan hal ini, gue berkesimpulan:
daripada jadi double CCIE dan cuman punya body D200 doank, mendingan gue lulus ujian dan jadi triple CCIE, jual semua lab, trus beli D200 plus lensa Nikkor 17-35 2.8 dan 80-200 2.8 yg udah gue idam-idamkan dari dulu.


Well, kalo ada yg berpendapat lain, silahkan berkomentar.


I’m not an expert
It’s obvious, isn’t it? ;)
Beberapa hari yg lalu gue dapet phone interview dari company impian (tapi bukan Cisco wek! hehe). Gue gak tahu hasilnya gimana dan apa yg bakal terjadi nanti, tapi interview tsb membuat gue sadar kalo gue masih jauh dari level expert.
Not even close
.
Punya double CCIE tapi kadang gue masih suka bingung dgn pertanyaan-pertanyaan yg gue anggap basic. Setelah mengevaluasi diri, gue berkesimpulan hal ini disebabkan karena:
- pekerjaan mengharuskan buat melakukan hal-hal yg berbeda-beda tiap hari, jadi gak pernah bisa fokus pada satu teknologi dan mendalami betul
- untuk membuat solusi network yg bisa menjawab kebutuhan customer, seringkali pengetahuan detil tidak diperlukan, best practices lebih utama
- belum ada project yg sangat komplex dan memerlukan pengetahuan yg bener-bener dalam.


Gue yakin banyak orang lain yg mengalami hal yg sama spt di atas.
Ke depannya, selain fokus di CCIE SP topik spt MPLS dan TE, gue memilih untuk kembali mendalami bits and bytes dgn belajar Quality of Services dan juga Router architecture.

Why do I have to work for you?

Ada salah satu vendor workbook yg meminta gue buat membuat CCIE scenario buat mereka. Workbook adalah materi latihan CCIE mandiri yg biasanya mensimulasikan pertanyaan-pertanyaan di CCIE lab yg sebenarnya. Cara umum untuk belajar CCIE memang dgn membuat lab di rumah, trus latihan dari workbook.
Si vendor tersebut bersedia menyediakan peralatan lab yg bisa gue akses online dari Internet. Gue belum sampai ke tahap diskusi bagaimana pembagian hasil dari jualan workbook tersebut.


Berdasarkan pengalaman belajar CCIE security kemaren-kemaren, gue memang merasa mampu buat membuat lab scenario, komplit dgn jawaban dan penjelasan.
Tapi pertanyaan: kenapa gue capek-capek bikin buat mereka?
Kalo gue mampu bikin begini dan memang mau menjual, kenapa gak gue langsung jualan sendiri aja? Gak tau ya, mungkin pikiran ini muncul juga karena gue lagi sibuk mempersiapkan diri buat CCIE yg ke-3, jadi gak begitu tertarik.


Update terbaru:
Gue udah terlanjur beli Cisco 2811 ISR dari hasil jualan lab yg dulu, karena dapet bocoran kalo tipe router yg ini mensupport full Layer 2 VPN. Tapi sampai sekarang gue belum berhasil menemukan IOS software yg bisa meng-enable EoMPLS atau VPLS di router ini.
Doh, harusnya uang hasil jualan gue pake buat D200 body aja!