Masih berkaitan dgn posting gue yg lalu, yg buat sebagian orang mungkin terkesan arogan. Yup, there is a thin line between being opened and being arrogant. Gue hanya tidak yakin gue bisa berhenti sebelum meneriakkan pesan-pesan ini buat semua orang Indonesia. So let’s break the myths, mitos-mitos yg biasanya ada di kepala kita karena kondisi dan keadaaan, dan juga karena pengaruh pola pikir orang-orang di sekitar kita.
It was not because of luck
Gue rasa ini sudah dibahas panjang di posting gue sebelumnya. It was not because of luck. Semua hal bisa dicapai dgn kerja keras, dedikasi, strategi, pengorbanan dan lain-lain. Dan ketika waktunya tiba, kita harus mengambil keputusan yg mungkin terlihat sulit pada saat itu harus diputuskan, yakini keputusan itu dan terima semua konsekuansi.
Chance must be created, not to be waited
Kesempatan bisa diperoleh jika kita berusaha untuk menciptakannya. There is no such thing as free lunch. Kalo tidak berusaha jangan menyalahkan orang lain atau berkata bahwa seseorang dapat kesempatan yg lebih baik dari kita. Mari lihat apa yg kita ingin capai, kesempatan seperti apa yg kita butuhkan, dan mulailah membangun strategi dan rencana untuk bisa mendapat kesempatan itu
Asking question won’t show our weakness
Bertanya itu bukan suatu kelemahan. Jujur saja, gue sering melihat persepsi yg salah ini di banyak orang Indonesia yg gue temui. Tentunya kita juga harus belajar bertanya yg benar. Informasi adalah hal paling mahal saat ini, pastikan kita tahu cara mendapat informasi. Dan bertanyalah setelah kita melakukan homework, googling dan research. Ajukan pertanyaan yg tepat kepada sumber yg tepat.
Everyone needs help sometime, even Spiderman
Ucapan MJ ke Peter Parker aka Spiderman ini bener banget. Kita tidak bisa hidup sendirian. Jadi tidak ada salahnya minta tolong ke orang lain. Join community. Saling membantu. Saling share informasi. Jika kita tau sedikit lebih banyak ttg sesuatu, sampaikan ke orang lain, dan kita akan mendapat lebih banyak lagi dari orang lain. Jangan takut untuk tersisihkan karena berbagi informasi. Hal ini seharusnya menjadi pemicu untuk terus belajar, dan bisa memberikan informasi lebih banyak buat yg lain.
“Sampaikanlah walaupun hanya satu IOS command”.
We are not inferior nation
Jangan pernah coba-coba bilang ke gue kalo Bule pasti lebih jago dan punya skill lebih dari kita. Selama sekitar 6 tahun gue hidup di luar negri dan bekerja dgn orang-orang dari berbagai negara lain, gue tahu persis bahwa orang-orang Indonesia itu tidak kalah. Bahkan IT engineer kita lebih jago karena biasanya tahu berbagai disiplin ilmu sekaligus. Kelemahannya cuman satu: perasaan minder.
Stop thinking like that, we are not an inferior nation. We can be anything, we can even go to the moon if we want to.
It’s all about impression
Masih berkaitan dgn point sebelumnya, kenapa Cina dan India mendapat predikat sebagai negara penghasil IT engineer terbaik? Karena persepsi. Beberapa orang dari mereka bekerja sangat keras dan dunia menganggap bahwa mereka semua seperti itu. It’s all about impression. We have to believe in ourselves, and nothing is impossible. The boundary of our ability is in our mind. Pada saat kita bekerja di luar negri atau dgn orang dari negara lain, perlihatkan bahwa bangsa kita tidak kalah. And we all have potential to become the “marketing agent” for our country.
Comfort Zone is dangerous
Comfort Zone adalah suatu posisi dimana kita merasa sangat nyaman dalam hidup. Beware, it’s a very dangerous zone. Pada saat kita merasa nyaman dgn apa yg kita dapatkan biasanya kita akan berhenti untuk berjuang. Biasanya kita menjadi terlena. Banyak orang yg merasa comfort zone is the end of life, the end of the tunnel. Jika memang berpikiran seperti itu, ya silahkan. Tapi jika kita masih ingin hidup di dunia IT yg pace nya sangat cepat, berhenti di comfort zone berarti berpotensi untuk tersisihkan. Silahkan ambil keputusan dan terima konsekuensinya jika memang ini yg diinginkan.
Shortcut is evil
Untuk terus menyemangati hidup kita, selalu baca-baca ttg sejarah hidup orang lain. Coba analisa bagaimana seseorang itu bisa mencapai apa yg dia raih sekarang. When we look at a successful band like Ungu, try to see what they have been trough to achieve it. Konser musik yg sangat bagus selama 2 jam barangkali adalah hasil bebulan-bulan latihan dan perencanaan yg matang. Tidak pernah ada shortcut atau jalan singkat. Jangan pernah bermimpi untuk hidup mewah ala sinetron tanpa ada perjuangan.
Envy, on the other hand, is good if you know why
Gue sering bilang ke orang-orang “perasaan iri itu bagus”. Envy is even better. Merasalah iri ke gue, atau ke Pasha Ungu, ke teman-teman Indo yg kerja di luar negri, atau ke orang-orang lain yg lu pikir berada di kondisi idaman atau posisi yg lebih baik. Mengapa bagus? Karena butuh rasa iri untuk memacu semangat. Jadikan perasaan envy itu sebagai hal yg positif. Dan tentunya jgn sampai iri tidak beralasan. Atau jatuh sakit karena melihat orang lain berada di kondisi yg lebih baik Punyalah rasa iri dan ingin menjadi seperti orang yg kita envy dgn cara berjuang tentunya.
Everyone needs something to be proud of
Hiduplah dengan memiliki suatu kebanggaan. Sekali lagi, ada garis tipis untuk menjadi pamer atau arogan. Tapi tanpa kebanggaan, sulit untuk mencapai apa yg kita inginkan. Kejarlah kebanggaan itu. Setelah tercapai, nikmati sejenak dan mulailah mengejar kebanggaan yg lain.
Gue merasa belum sukses dan belum mencapai apa-apa. Gue juga belum merasa sudah menjadi expert. Namun gue bangga bisa menjadi orang Indonesia pertama yg jadi Triple CCIE. Gue bangga dgn semua usaha yg sudah gue lakukan untuk mencapai itu. Menurut Cisco, per Agustus 2007 hanya ada 200-an orang di dunia yg punya 3 CCIE atau lebih. Banggalah dan berhenti sejenak untuk menikmatinya. Setelah itu? Mari kejar kebanggaan lain.
I think that’s all for now.
Dan buat yg tertarik ingin tahu bagaimana perjalanan Triple CCIE gue dalam 6 tahun, dimulai dari lab pertama di Brussels 13 Agustus 2001 sampai ke lab terakhir di Brussels juga 13 Agustus 2007, bisa baca Triple CCIE, History in the Making di blog gue yg lain.
No comments:
Post a Comment